Tahun 33 AD
Veronika mengusap Wajah Yesus dengan kain dan imej akan WajahNya yang Kudus secara mukjizat muncul pada kainnya. Kemudian Veronika memberikan relikwi akan kain tersebut kepada Paus Klemen I (Pengganti ke-3 Santo Petrus). Relikwi dari kain tersebut disimpan di katakombe selama 3 abad ke depan selama pembantaian Gereja. Setelah waktu itu, Kain Kudus itu ditempatkan di dalam gereja yang dibangun di atas makam Santo Petrus (kemudian menjadi Basilika Santo Petrus). Kain Kudus itu kemudian disimpan secara utuh selama berabad-abad.
Sr. Maria dari santo Petrus |
Suster Maria dari Santo Petrus, seorang biarawati Karmelit di Tours, Perancis mengalami serangkaian wahyu dari Tuhan kita tentang kuasa dari Devosi yang hendak diadakannya bagi seluruh dunia – devosi bagi Wajah Kudus-Nya. Tujuan cepat dari devosi ini adalah untuk memulihkan sejumlah penghujatan dan penajisan yang terjadi di dunia dan juga untuk menjadi artian bahwa kita dapat meminta apapun kepada Allah.
Devosi ini diwahyukan oleh Tuhan kita kepada Suster Maria dari Santo Petrus yang pada dasarnya untuk mendaraskan “Doa Panah Emas” dan “Litani Wajah Kudus”. Juga terdiri dari beberapa doa tambahan yang didaraskan dengan sebua kaplet dan memakai sebuah Salib Wajah Kudus berukiran kata-kata “Terpujilah Nama Tuhan” di depannya dan “Enyahlah, Setan!” di bagian belakangnya.
Tahun 1848
Suster Maria dari Santo Petrus meninggal dunia di dalam keharuman kekudusan pada tanggal 8 Juli. Sebelum ia meninggal, ia dapat menguraikan detil-detil dari wahyu-wahyu selama 5 tahun kepada uskup setempat, Tours, Perancis. Ia juga mampu membagikan informasi dengan seorang teman bernama Leo Dupont, seorang pengacara yang telah pensiun di Tours, Perancis.
Tahun 1849
Segera setelah kematian Suster Maria dari Santo Petrus, Paus Pius IX memerintahkan doa-doa publik dipersembahkan di seluruh gereja di Roma untuk memohon belas kasih Allah di tingkat kepausan adanya revolusi yang saat itu terjadi. Sebagai bagian dari doa-doa public, 3 hari eksposisi relikwi kain Veronika ditampilkan untuk penghormatan umum di Basilika Santo Petrus. Pada hari ketiga dari eksposisi itu, 6 Januari 1849, sebuah mukjizat terjadi, wajah Tuhan kita pada kain itu menjadi tampak nyata dan bercahaya dengan cahaya yang lembut. Aturan Basilika memerintahkan bel-bel untuk dibunyikan di tempat mukjizat terjadi yang menarik perhatian orang banyak. Mukjizat terjadi selama 3 jam, dan ditegaskan oleh notariat apostolic selama insiden itu terjadi, dan didokumentasikan di buku harian di Basilika Vatikan.
Malam yang sama, salinan-salinan detil imej dibuat dan disentuhkan pada relikwi kain Veronika, pada sebua relikwi salib sejati, dan yang menusuk lambung Kristus, kemudian dikirimkan ke luar negri. Di tahun-tahun berikutnya, sebuah kebiasaan diikuti di Vatikan dimana imej pada kain Veronika dibuat di Vatikan dengan cara yang sama, dan dikirimkan ke luar negri sebagai relikwi bagi devosi khusus. Foto-foto relikwi dapat dilihat di:
Holy Face Images page.
Leo Dupont |
Leo Dupont (teman Suster Maria dari Santo Petrus) mendapatkan relikwi yang dibuat di Vatikan dan menaruhnya pada mantel di ruang tamu, menyalakan lampu minyak kristalnya terus menerus menyala di depan relikwi itu sebagai penghormatan. Ia memulai berdoa secara pribadi doa-doa Wajah Kudus (diperoleh dari Suster Maria dari Santo Petrus) bersama teman dan kenalannya di depan imej tersebut. Segera setelah itu, mukjizat penyembuhan-penyembuhan terjadi pada teman dan kenalannya yang mendaraskan doa-doa devosi itu (“Doa Panah Emas” dan “Litani Wajah Kudus”), dan mengurapi diri mereka sendiri dengan minyak dari lampu minyak yang ada di depan imej itu. Karena berulangkali mukjizat terjadi, sejak itulah, ruang tamu Leo Dupont menjadi tempat peziarahan, dan segera tersiar di Perancis. Mukjizat-mukjizat ini berlanjut selama 30 tahun, bahkan setelah Leo Dupont meninggal dunia, dan ada begitu banyaknya sehingga Paus Pius IX menyatakan Leo Dupont adalah salah seorang besar yang melakukan mukjizat selama sejarah Gereja!
Kenyataan akan adanya mukjizat-mukjizat kelas pertama melalui devosi ini menegaskan keotentikan wahyu-wahyu dari Tuhan kita kepada Suster Maria dari Santo Petrus.
Setelah meninggalnya Leo Dupont, rumahnya menjadi Oratorium Wajah Kudus.
Tahun 1885
Ketika devosi Wajah Kudus Yesus selalu ada di dalam beberapa bentuk, wahyu-wahyu dan munculnya mukjizat membawa kepada devosi khusus yang ditetapkan oleh Paus Leo XIII sebagai Konfraternitas Agung (Persaudaraan); dan tidak seperti biasanya, Paus menetapkan untuk SELURUH DUNIA. Hal ini tegaskan di dalam catatan-catatan singkat sebagai berikut:
Tahun 1885-1897
Fakta yang sangat dikenal bahwa Santa Theresia dari Lisieux dan keluarganya bergabung sebagai anggota Konfraternitas Agung untuk Pemulihan bagi Wajah Kudus di Tours, Perancis dan Santa Theresia sendiri begitu berdevosinya sehingga ia menambahkan sebutan pada namanya saat ia mengenakan pakaian biaranya. Inilah mengapa anda akan sering melihat Santa Theresia disebut juga sebagai Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus dan Wajah Kudus.
Tahun 1910
Pada tanggal 27 April 1910, Paus Santo Pius X menyetujui Pesta imej Wajah Kudus, dengan ritus yang dua kali lebih besar daripada Feria yang ketiga, setelah Minggu dari Quinquagesima (Selasa sebelum Rabu Abu) untuk keuskupan Cambrai, Perancis.
Sekarang
Sayangnya, devosi Wajah Kudus perlahan-lahan terlupakan di sekitar waktu Perang Dunia I. Di dalam wahyu-wahyu kepada Suster Maria dari Santo Petrus, Tuhan kita secara khusus menyatakan betapa ekstrim pentingnya devosi ini untuk membuat pemulihan bagi Tuhan, untuk menahan keadilan Tuhan selama hari-hari kita yang jahat, dan untuk memperoleh resolusi bagi semua masalah di dalam keluarga-keluarga. Jadikanlah dirimu bagian dari waktu ini, dengan mempraktekkan devosi ini dan dengan menyebar-luaskan devosi ini kepada orang lain!
No comments:
Post a Comment